Leukemia diklasifikasikan berdasarkan perkembangan akut dan kronisnya, serta menurut asal limfoid atau sel myeloidnya. Leukemia mieloid akut diklasifikasikan lebih lanjut menjadi subtipe.
Sebagian besar kanker dan tumor padat diklasifikasikan menurut jenis
sel, agresivitas dan kecenderungan untuk menyebar ke organ lain. Klasifikasi AML didasarkan pada penampilan sel dan kelainan genetiknya.
Sistem klasifikasi
Ada dua sistem utama yang digunakan untuk mengklasifikasikan AML menjadi subtipe. Salah satunya adalah klasifikasi French-American British (FAB) yang digunakan sebelumnya dan telah digantikan oleh klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang lebih baru.Klasifikasi Perancis-Amerika-Inggris (FAB)
Klasifikasi AML Prancis-Amerika-Inggris (FAB) dikembangkan pada tahun 1970-an oleh sekelompok ahli leukemia Perancis, Amerika, dan Inggris.Mereka mengklasifikasikan AML menjadi subtipe dari M0 ke M7. Ini didasarkan pada jenis sel dari mana leukemia berkembang dan tingkat kematangan sel. Klasifikasi FAB bergantung pada penampilan sel-sel leukemia di bawah mikroskop setelah pewarnaan rutin.
Menurut klasifikasi FAB, subtipe M0 hingga M5 dimulai pada prekursor sel darah putih. M6 AML berasal dari bentuk sel darah merah yang sangat awal dan M7 AML dimulai dalam bentuk sel awal yang membentuk trombosit.
Klasifikasi FAB juga mendefinisikan perbedaan gejala. Sebagai contoh, perdarahan yang tidak terkontrol terlihat pada subtipe M3 AML, juga dikenal sebagai leukemia promyelocytic akut (APL). Subtipe juga memprediksi prognosis dan mengidentifikasi pengobatan yang paling cocok. APL misalnya biasanya responsif terhadap retinoid.
Subtipe FAB | Nama | % pasien AML dewasa | Prognosis dibandingkan dengan rata-rata untuk AML |
M0 | Myeloblastik akut tak terdiferensiasi | 5% | Lebih buruk |
M1 | Leukemia mieloblastik akut dengan maturasi minimal | 15% | Rata-rata |
M2 | Leukemia mieloblastik akut dengan maturasi | 25% | Lebih baik |
M3 | Leukemia promyelocytic akut (APL) | 10% | Terbaik |
M4 | Leukemia myelomonocytic akut | 20% | Rata-rata |
M4 eos | Leukemia mielomonositik akut dengan eosinofilia | 5% | Lebih baik |
M5 | Leukemia monositik akut | 10% | Rata-rata |
M6 | Leukemia eritroid akut | 5% | Lebih buruk |
M7 | Leukemia megakaryoblastik akut | 5% | Lebih buruk |
Klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Klasifikasi AML yang paling banyak digunakan dan lebih modern adalah klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sistem klasifikasi FAB tidak memperhitungkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pandangan leukemia. Karena itu WHO mengusulkan sistem yang lebih baru yang mencakup beberapa faktor ini untuk mengklasifikasikan AML. Sistem klasifikasi WHO membagi AML menjadi beberapa kelompok besar. Ini termasuk:-
- AML dengan kelainan genetik: -
- AML dengan translokasi antara kromosom 8 dan 21
- AML dengan translokasi atau inversi dalam kromosom 16
- AML dengan perubahan kromosom 11
- APL (M3), yang biasanya memiliki translokasi antara kromosom 15 dan 17
- AML dengan multilineage dysplasia berarti keterlibatan lebih dari satu tipe sel myeloid abnormal
- AML terkait dengan kemoterapi atau radiasi sebelumnya
- AML yang tidak ditentukan termasuk yang tidak termasuk dalam salah satu grup di atas. Ini termasuk:-
- AML Tidak Dibedakan (M0)
- AML dengan maturasi minimal (M1)
- AML dengan maturasi (M2)
- Leukemia myelomonocytic akut (M4)
- Leukemia monositik akut (M5)
- Leukemia eritroid akut (M6)
- Leukemia megakaryoblastik akut (M7)
- Leukemia basofilik akut
- Panmyelosis akut dengan fibrosis
- Sarkoma myeloid (juga dikenal sebagai sarkoma granulocytic atau chloroma)
EmoticonEmoticon